Minggu, 30 Juni 2013

Puisi Stensilan



Bumi Pertiwi Stadium Akhir
-         untuk pak dan bu DPR
(D.M. Ardiansah)

Beberapa waktu lalu
tepatnya pada waktu kejadian itu
seluruh anak negeri merasakan pilu,
menunggu palu tak diketukkan di bangku
98’ saksi bisu, anak negeri pada bersatu
menembakkan senapan yang berpeluru:
R – E – F – O – R – M – A – S – I

beberapa waktu lalu
ibu pertiwi menangis dalam gerimis,
berduka dan terlihat lesu
tubuh ibu pertiwi terjangkit penyakit ganas
bisulbisul kebohongan pimpinan membuat gatal
hati anak bangsa

beberapa waktu lalu
ibu pertiwi menangis pilu,
meratap, merintih dengan tersendusendu
dokter mendiagnosa tubuh ibu pertiwi
wabah korupsi telah merambah di seluruh badannya
yang membuat rakyat kecil makan kemiskinan

hari ini, harapan tinggal harapan
jarum pilu tinggal mengitari waktu
akankah datang masa kemenangan?
yang menjadi penenang ketika aku pulang.

2013

Selasa, 18 Juni 2013

Kuliner Yogyakarta


Kamis, 31 Mei 2013 tepatnya pukul 20.30, seluruh mahasiswa tingkat IV berkumpul di kampus 1 UNP Kediri, karena mendapat tugas mata kuliah Jurnalistik untuk mengunjungi Yogjakarta, seperti kita tahu Jogjakarta merupakan tempat yang sangat indah karena banyak sekali tempat wisata, tempat bersejarah tidak lupa juga dengan makanan kulinernya.Banyak sekali pengunjung baik dalam negeri maupun luar negeri untuk mengunjungi tempat wisata dan menikmati makanan kuliner yang ada di Yogjakarta.
Seperti yang kita tahu banyak sekali makan kuliner yang ada di Yojakarta, seperti makanan kuliner Bak pia yang sangat terkenal di daerah Jogjakarta, banyak sekali kita bisa menemukan makanan kuliner seperi bakpia. Kita bisa temukan makanan bakpia di pusat oleh-oleh yang ada di daerah Yogjakarta, seperi di pusat oleh-oleh Bandara Jaya Bakpia Phatok 25, disini kita bisa menemukan beraneka macam rasa Bakpia Phatok diantaranya seperti rasa kacang hijau,rasa keju,rasa coklat, rasa nanas,rasa durian, rasa kumbu hitam,pia molek,dan pia crispy molek, harganya pun sangat beragam dari harga  Rp 25.000- 35.000.selain itu kita juga bisa menemukan bakpia di pusat pembelanjaan Malioboro disana juga sangat beragam dari segi rasa dan harganya sangat bervariasi.
            Selain itu kita juga bisa melihat proses pembuatan bakpia phatok di pusat oleh-oleh Java, di sana selain kita bisa merasakan kuliner jogja kita juga bisa melihat proses pembuatannya, di sana juga hampir sama dengan pusat oleh-oleh dengan yang lainnya dimana harga dan rasa bakpia phatok sangat bervariasi, dari harga  Rp 18.000 -30.000. tetapi rasa bakpia phatok java lebih terasa kacang hijaunya jika di bandingkan dengan bakpia phatok di malioboro buatan ibu Ramijem. Tetapi itu semua tergantung dengan selera masing-masing yang ingin merasakan makanan kuliner khas Jogjakarta.(Binti K dan Aan S/PBSI IVA)
            

Pasar Beringharjo


Pasar beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan  tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Nama “Beringharjo” sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX,  artinya wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).
Pasar Beringharjo adalah pasar utam di Yogyakarta, berlokasi di jalan Malioboro, tempat pusat kota. Pasar ini terkenal dengan produk batik dengan berbgai macam variannya seperti baju, daster, kemeja, piyama hingga pernak-perniknya. Di pasar ini anda juga bisa menemukan hamper semua produk local Yogyakarta.
Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Disebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem bulat dengan tekstur lembut dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan wijen). Di sebelah selatan dapat dijumpai bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang taham lama, seperti ting-ting yang terbuat dari caramel yang dicampur kacang.
Pasar Beringharjo terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama tempat koleksinya batik lengkap. Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra dari harga puluhan ribu sampai hamper sejuta tersedia dipasar beringharjo.
Lantai dua, merupakan tempat koleksi berbagai macam kaos mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Bukan itu saja lantai dua juga merupakann pusat penjualan bahan dasar jamu jawa dan rempah-rempah.
Lantai tiga, menjual barang-barang antic seperti mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an dan bisa memburu barang bekas berkualitas seperti sepatu, tas bahkan pakaian dijual dengan harga murah.    ( Anis Y/PBSI IV A)

Cerita Mistis Parangtritis


Perjalanan kunjungan jurnalistik yang pertama yaitu pantai parangtritis, rombongan kunjungan jurnalistik Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia tiba di pantai parangtritis sekitas pukul 04.00 WIB. Parangtritis merupakan objek wisata pantai di kota Yogyakarta yang cukup terkenal dibandingkan pantai-pantai lain di kota Yogyakarta. Apa sih keistimewaan pantai ini sehingga sebagian besar pengunjung memilih pantai parang tritis dibandingkan dengan pantai-pantai lainya?? Mungkin masyarakat yang bisa menilai sendiri.
Perjalanan ke pantai parangtritis sangat indah, sebelum sampai di pantai parang tritis kita bisa menikmati pemandangan yang indah, hamparan persawahan yang hijau membentang luas di sepanjang jalan dengan hawa yang sangat sejuk dan menyegarkan.
Pantai parangtritis terletak di pesisir selatan kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 28 km dari kota Yogyakarta. Di kota Yogyakarta banyak pantai-pantai lain yang juga tak kalah indah dengan pantai parangtritis, tetapi wisatawan lokal maupun mancanegara lebih banyak yang berkunjung ke pantai ini dari pada pantai yang lain, mungkin karena pantai parangtriris memiliki pesona tersendiri bagi beberapa kalangan. Selain itu ada kepercayaan masyakarakat setempat tentang legenda Nyi Roro Kidol yang membuat pantai ini semakin menarik. Terlepas dari benar tidaknya kepercayaan ini namun ada kepercayaan unik dari pantai ini, yaitu pengunjung pantai tidak boleh menggunakan pakaian berwarna hijau.

Ketika saya sedang menikmati es kelapa muda di pinggir pantai parangtritis, saya melihat pemilik warung memberi tahu kepada salah satu pengunjung yang mengenakan jaket berwarna hijau untuk melepas jaket itu. Pengunjung itu mengikuti saran dari pemilik warung untuk melepas jaketnya. Setelah itu saya menghampiri pemilik warung dan menanyakan tentang jaket hijau tersebut. “ lek nyang pantai ojo nggawe klambi ijo mas, bahaya ”. ujarnya. Kemudian saya bertanya lagi alasan tidak boleh mengenakan pakaian berwarna hijau, “ iki wes kepercayaan wong yogja mas, omonge wong mbiyen Nyi Roro Kidol kuwi seneng karo warna ijo, omonge lek nyang pantai nggawe klambi ijo marai disenengi karo Nyi Roro Kidol”. Tegasnya!
Pengalaman seperti ini dapat menambah pengetahuan saya tentang pantai parangtritis ini, kita boleh percaya atau tidak tentang hal semacam itu, tapi kita harus menghormati kepercayaan tersebut, selain itu kita mencari amannya saja, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (Agus Zam Zamndani/PBSI IV A)

Keunikan Malioboro


Malioboro adalah salah satu tempat di kota Yogyakarta yang kami kunjungi pada kunjungan jurnalistik kemarin(31/5). Kemarin, tepatnya hari jumat 31 Mei sekitar pukul 15.00 WIB , rombongan kunjungan jurnalistik Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia semester VIII tiba di kota Yogyakarta yang berlokasi di depan Keraton kota Yogyakarta. Yogyakarta kota yang sangat kental dengan budaya jawa ini memang sangat mempesona. Bukan hanya tempat ataupun makananya, tetapi segala hal yang berkaitan dengan Yogyakarta pasti sangat menarik untuk dinikmati.
Diantara bangunan-bangunan megah di kota Yogyakarta masih banyak bangunan-bangunan peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh. Diantaranya Gedung Bank Indonesia, Gedung BNI, Keraton Yogyakarta, Gedung Pos, dan lain-lain. Setiap bagian dari jalan malioboro merupakan saksi bisu perjalanan kota Yogyakarta, sebuah jalan biasa bisa menjadi suatu titik yang terpenting dari kota Yogyakarta. Pantas saja sering sekali kota Yogyakarta dijadikan tempat syuting film atau FTV, memang kota ini sangat indah sekali.
Jalan Malioboro merupakan salah satu objek wisata di kota Yogyakarta yang sayang sekali apabila terlewatkan untuk dikunjungi. Malioboro terkenal dengan pusat perbelanjaan khas Yogyakarta. Jalan ini merupakan tempat perekonomian dan lahan bisnis yang sangat menjanjikan. Semua hal yang berkaitan dengan kota Yogyakarta mereka jajakan di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Mulai dari makanan, pakaian, pernak-pernik, gantungan kunci, blangkon, dan masih banyak lagi yang sangat menarik di sini. Selain pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar, kawasan ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, dan pusat perbelanjaan.
Ketika di Malioboro saya menaiki becak untuk berkeliling kawasan Malioboro, tukang becaknya sudah tua tetapi ia masih kuat mengayuh becak dengan 3 orang penumpang. Tarifnya juga sangat murah yaitu 5 ribu rupiah saja. Padahal saya minta untuk diantar ke Malioboro tetapi tukang becak bilang Malioboro belum buka, bukanya jam 5 sore, kemudian saya diantarkan kepusat oleh-oleh, ketika di sana saya melihat salah satu karyawan toko memberikan sesuatu kepada tukang becak itu, ternyata karyawan itu memberikan uang kepada tukang becak, yang ada difikiran saya tukang becak bekerja sama dengan pihak toko tersebut, apakah benar seperti itu? Saya kurang jelas lah dengan hal itu.
Ketika saya membeli bakpia, salah satu makanan khas kota Yogyakarta, saya bertanya kepada pedagang bakpia itu, sebenarnya saya ingin tahu banyak hal tentang Malioboro, ketika saya bertanya tentang sejarah Malioboro pedangang bakpia yang bernama mbak Ambar itu menjawab seperti ini “ enggak eroh mbak, lhawong aku iki yo mek nerusne Ibuk ku, Ibuk ku kuwi yo lek nerusne Ibuk e, “ ujarnya”. Setelah mbak Ambar menjawab seperti itu saya berhenti bertanya. Jadi kesimpulan yang saya ambil, pedang-pedagang di jalan Malioboro ini sebagian besar kurang mengetahui bagaimana sejarang jalan Malioboro.
Yogyakarta merupakan kota seniman, itu terbukti bahwa banyak musisi-musisi besar di Indonesia dilahirkan di kota Gudeg ini. Tidak heran ketika di Malioboro banyak musisi jalanan yang silih berganti menunjukkan bakat mereka dari pedagang satu ke pedagang lainnya. Salah satu yang menarik di sini yaitu ketika terjadi tawar menawar harga antara penjual dan pembeli, biasanya penjual memberikan harga yang sangat tinggi bagi pengunjung dari luar kota Yogyakarta, apabila kita pintar menawar kita bisa mendapatkan harga separoh dari harga yang diberikan penjual. Kemarin saya membeli sebuah dompet khas Yogyakarta, penjual memberikan harga 60 ribu, saking pintarnya saya menawar, saya mendapatkan harga 30 ribu. Wow.. pengalaman yang sangat seru....(Dewi Robiatul Khasanah/PBSI IV A)

Asal Usul Malioboro Yogyakarta


“ Malioboro adalah sebuah Jalan sepanjang tidak lebih dari 2 Kilo Meter yang membentang mulai dari persimpangan Rel Kereta Api Stasiun Tugu Yogyakarta diujung utara hingga pertigaan pojokan Gedung Agung diujung Selatan” Ujar Wahyudi salah satu pedagang di Malioboro. Malioboro adalah sebuah Jalan legendaris yang menjadi ikon Kota Yogyakarta dengan kehidupan kontras antara siang dan malamnya.
Saat siang hari, ruas Jalan Malioboro dipadati kendaraan para pelancong maupun warga Yogyakarta yang beraktifitas disekitar Jalan Malioboro, sementara dikanan-kiri jalan adalah toko-toko berbagai macam kebutuhan pokok, serta  sepanjang trotoar kaki limanya dijejali  lapak-lapak penjaja souvenir khas Yogyakarta, kemudian diujung selatannya ada pasar Beringharjo, tak ketinggalan sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel yang mengguratkan kehidupan perekonomian warga Yogyakarta.
Sebaliknya pada malam hari, Malioboro dipenuhi aroma berbagai sajian kuliner yang menggugah selera, yang terhampar di ratusan tikar Warung lesehan dengan menu khas Gudeg Yogya, Bakmi Jawa, dan berbagai pilihan Ayam/ Burung dara/ Bebek bakar dan goreng. Keriuhan suasana lesehan akan ditimpali oleh alunan sejumlah seniman yang melantunkan musik dan lagu secara nomaden dalam istilah kuno disebut sebagai “mbarang” atau pengamen.
Tambah Ari istri Wahyudi “Ditinjau dari segi bahasa, kata malioboro berasal dari bahasa sansakerta yg berarti karangan bunga. Dahulu kawasan Malioboro dikembangkan oleh Sri Sultan HB I pada th 1758, kawasan itu sebelumnya dipakai untuk sarana perdagangan melalui pasar tradisional, dahulu di kawasan itu banyak terdapat karangan bunga sebagai daya tarik, maka sangat wajar jika kemudian kawasan itu dinamakan Malioboro.Ditinjau dari segi letaknya, Malioboro berada segaris dengan gunung merapi, kraton dan pantai parang tritis yogya”.
“Malioboro terletak 800 meter dari Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Jalan malioboro yogyakarta dulunya pernah menjadi basis perjuangan tentara Indonesia saat terjadi agresi militer belanda. Jalan malioboro diapit oleh bangunan gedung perkantoran dan gedung pertokoan sehingga malioboro bisa berkembang menjadi pusat bisnis seperti sekarang ini di Yogyakarta. Malioboro juga menjadi tempat berkumpulnya para seniman dan sastrawan dari berbagai daerah yang bermukim di Yogyakarta” lanjut Ari.
Banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke Malioboro. “ Saya senang sekali bisa berkunjung ke Malioboro ini, setiap ke Yogya mesti mampir kesini. Kita akan rugi jika ke Yogya tidak mampir kesini.” Kata salah satu wisatawan dari Surabaya. Di Malioboro banyak sekali pedagang yang berjualan makanan oleh- oleh khas Yogya yaitu bakpia pathok, selain itu banyak juga yang berjualan pernak- pernik serba batik dan masih banyak lagi. ( Devita S./ PBSI IV A)

Senin, 17 Juni 2013

Taman Pintar Yogyakarta


Taman Pintar Yogyakarta
Jl. Panembahan Senopati No. 1-3 Yogyakarta INDONESIA



  Terletak di kawasan pusat Kota Yogyakarta, sebuah wahana wisata baru untuk anak-anak yakni Taman Pintar dibangun sebagai wahana ekpresi, apresiasi dan kreasi dalam suasana yang menyenangkan.
Dengan moto mencerdaskan dan menyenangkan, taman yang mulai dibangun pada 2003 ini ingin menumbuhkembangkan minat anak dan generasi muda terhadap sains melalui imajinasi, percobaan, dan pemainan dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas.
Taman Pintar juga ingin mewujudkan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Niteni: Memahami, Niroake: Menirukan, dan Nambahi: Mengembangkan.
Zonasi Taman Pintar
Playground:
Daerah penyambutan dan permainan serta sebagai ruang publik bagi pengunjung. Pada daerah ini disediakan sejumlah wahana bermain untuk anak seperti Pipa Bercerita, Parabola Berbisik, Rumah Pohon, Air Menari, Koridor Air, Desaku Permai, Spektrum Warna Dinding Berdendang, Sistem Katrol, Jembatan Goyang, Jungkat-jungkit, Istana Pasir, Engklek, dan Forum Batu   
Gedung Heritage:
Daerah ini diperuntukkan bagi pendidikan anak berusia dini (PAUD), yang terdiri dari anak-anak usia pra-sekolah hingga TK.
Gedung Oval:
Zona ini terdiri dari zona pengenalan lingkungan dan eksibisi ilmu pengetahuan, zona pemaparan, sejarah,
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gedung Kotak:
Gedung ini terdiri dari tiga lantai yakni lantai pertama zona sarana pelengkap Taman Pintar yang mencakup ruang pameran, ruang audiovisual, radio anak Jogja, food court, dan souvenier counter. Lantai dua zona materi dasar dan penerapan iptek terdiri dari Indonesiaku, jembatan sains, teknologi populer, teknologi canggih, dan perpustakaan. Sedangkan lantai tiga terdiri dari laboratorium sains, animasi dan tv, dan courses class.

JAM BUKA:
Setiap hari Selasa hingga Minggu pukul 09.00 - 16.00 WIB (Hari Senin Tutup)
FASILITAS:
- Alat peraga iptek interaktif
- ruang pameran dan audiovisual
- Food court
- Mushola
- Toko souvenir
- Pusat Informasi


TIPS & TRIK:
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Taman Pintar (khususnya rombongan), sebaiknya melakukan konfirmasi terlebih dahulu maksimal tiga hari sebelum tanggal kunjungan. Rombongan minimal berjumlah 20 orang dengan membawa surat keterangan dari instansi yang bersangkutan. (Fiky N. /PBSI IV A)