Pagi itu saya
dan teman-teman KKN kelompok 47 gelombang satu bergegas pergi ke sebuah dukuh
bernama Simbar dengan ditemani pak Yudik, pak Yudik adalah seorang Kaur
pemerintahan desa Ploso Kidul, sekaligus orang yang memberikan kami tempat
tinggal sementara. Simbar adalah nama sebuah dukuh dari desa Ploso Kidul
kecamatan Ploso Klaten, sampai saat ini simbar belum mempunyai saluran listrik.
Hal yang sangat memprihatinkan dari sebuah kota Kediri, kita tahu bahwa Kediri
adalah kota yang besar dan penuh pesona dengan adanya beberapa mall, berbagai
temapat wisata dan terdapat pula pabrik Gudang Garam. Namun kenyataannya memang
begini, Simbar adalah satu-satunya tempat di wilayah kota Kediri yang belum
mendapatkan listrik. Tapi sekarang pemerintah tak tinggal diam, sekarang sudah
ada sel surya. Di dukuh Simbar ini hanya terdapat 40 KK, namun di sini sudah
terdapat bangunan sekolah dasar, tapi
siswanya pun sedikit lantaran
penduduknya juga sedikit. Mata pencaharian warga Simbar setiap hari adalah
berkebun dan bertani.
Perjalanan menuju Simbar sangatlah menegangkan, karena jalannya berliku dan terjal. Di tengah perjalan terdapat pemandangan yang indah, sejuk namun tak lepas dari lalu lalang truk yang juga sedang melintas. Hatiku bertanya dari manakah truk itu, dan barang apa yang diangkut truk tersebut, setelah lama perjalana sekitar satu jam, sampailah kami di tempat tujuan, pertama kita menyambangi lahan yang begitu luas, itu adalah hamparan tanah kosong. Ternyata tanah tersebut digali, kemudian diangkut oleh truk dan dibawa ke suatu tempat, pada dasarnya tanah inilah yang digunaka untuk membangun Simpang Lima Gumul. Petualangan kami berlanjut, kami menyambangi tempat tinggal warga, rumah para warga tidak terlalu bagus tapi layak untuk dihuni. Semoga pemerintah lebih memperhatikan lagi, agar dukuh ini tidak tertinggal dari dukuh lainnya. Amien……
Perjalanan menuju Simbar sangatlah menegangkan, karena jalannya berliku dan terjal. Di tengah perjalan terdapat pemandangan yang indah, sejuk namun tak lepas dari lalu lalang truk yang juga sedang melintas. Hatiku bertanya dari manakah truk itu, dan barang apa yang diangkut truk tersebut, setelah lama perjalana sekitar satu jam, sampailah kami di tempat tujuan, pertama kita menyambangi lahan yang begitu luas, itu adalah hamparan tanah kosong. Ternyata tanah tersebut digali, kemudian diangkut oleh truk dan dibawa ke suatu tempat, pada dasarnya tanah inilah yang digunaka untuk membangun Simpang Lima Gumul. Petualangan kami berlanjut, kami menyambangi tempat tinggal warga, rumah para warga tidak terlalu bagus tapi layak untuk dihuni. Semoga pemerintah lebih memperhatikan lagi, agar dukuh ini tidak tertinggal dari dukuh lainnya. Amien……
Agustin Karunia Fadia Rahayu / NPM : 09.1.01.07.0011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar