Rabu, 08 Mei 2013

Asal-Usul Patung Gajah di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri


Cerita ini dihubungkan dengan Batu Gajah yang berada di Desa Watugede, kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur. Seorang pemuda pengembara menetap di sebuah desa, Ia menumpang di rumah pengembala ternak yang bernama Ki Wari. Pemuda itu tidak pernah mengatakan dari mana asalnya, ia juga tidak menyebutkan siapa nama aslinya. Namun ketika orang-orang memanggilnya Joko Bodho, ia tidak marah. Mengapa orang-orang memanggilnya Joko Bodho yang artinya " jejaka bodoh "?. Pemuda pengembara itu memang seperti pemuda yang bodoh saja, tingkah lakunya memang sering konyol dan lucu kadang juga tertawa sendirian karena itu orang-orang memanggilnya Joko Bodho. Selama ikut menumpang di rumahnya Ki Wari, Joko Bodho menggantikan Ki Wari mengembala ternak. Walau bodoh ia juga pemuda yang rajin, ternak-ternak Ki Wari di rawat dengan baik dan ternak-ternak itu menjadi gemuk dan sehat.

Pada suatu hari sepulang mengembalakan ternak, ia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Dewi Arum. Dewi Arum adalah gadis tercantik di desa tersebut, ia adalah anak kepala desa. Joko Bodho tertarik dengan kecantikan gadis itu.
"Hei, gadis cantik ! Maukah kau menjadi istriku?" Tanya Joko Bodho dengan tingkahnya yang lucu. 

Dewi arum menjadi tertawa melihat tingkah Joko Bodho. Timbul niat untuk mempermainkan Joko Bodho. 
"Tentu aku mau menjadi istrimu, Joko Bodho! Kau kan tampan. Untuk dapat meminangku, ada sebuah syarat dan Syaratnya adalah kau harus membuatkanku sebuah patung Gajah dalam waktu semalam. Apakah kau bisa Joko Bodho yang tampan?"

"Benarkah kata-katamu itu, gadis cantik? baiklah. Nanti malam aku akan memenuhi syarat yang kau inginkan". Joko Bodho kegirangan. Ia pun bernyanyi dengan riang sambil membawa ternaknya pulang. Pada malam harinya, Joko Bodho segera mencari batu besar dan batu besar tersebut hanya dipahat dengan kedua tangannya, sambil bernyanyi-nyayi Joko Bodho terus memahat. Dalam

beberapa jam, batu besar itu hampir membentuk seekor gajah besar. Sementara itu Sewi Arum tidak dapat tidur di rumahnya. Ia khawatir, malam itu Joko Bodho berhasil memenuhi syarat yang di mintanya. Dewi Arum kemudian pergi mencari Joko Bodho dan kebetulan suara nyanyian Joko Bodho di dengarnya. Dewi Arum dengan sembunyi-sembunyi menuju arah suara nyanyian Joko Bodho. Dewi Arum kaget sekali melihat Joko Bodho hampir menyelesaikan pembuatan patung gajah nya. ia tak menyangka pemuda yang dianggapnya bodoh itu akan memenuhi syarat yang dimintanya. Sewi Arum bergegas kembali pulang, pikirannya sibuk mencari cara untuk menggagalkan pekerjaan Joko Bodho. Dewi Arum berhasil menemukan sebuah cara, sesampainya di rumah Dewi Arum segera mengumpulkan jerami, ijuk dan ilalang kering kemudian benda-benda itu dibakarnya. Nyala api yang membara tampak kemerahan dan dilihat dari jauh tampak seperti matahari yang akan terbit. Dewi Arum juga melepaskan hewan ternak peliharaan ayahnya kambing-kambing pun mengembik dan ayam berkokok dengan keras. Joko Bodho yang hampir menyelesaikan pekerjaannya menjadi kaget. Dilihat sinar kemerahan sudah muncul dan didengarnya suara hewan-hewan ternak mulai ribut.
"Sialan!Mengapa pagi cepat sekali datangnya? Padahal tinggal sedikit sekali pahatanku selesai," gerutu Joko Bodho sambil menghentikan pekerjaanya lalu ia tidur di dekat patung gajah pahatannya yang belum selesai. Saat matahari pagi sudah tinggi, datanglah Dewi Arum kemudian membangunkan Joko Bodho.
"Bangun Joko Bodho! Bangun! Sudah pagi!Bagaimana dengan hasil pekerjaanmu semalam?"
"Aku gagal memahat patung gajah ini!" jawab Joko Bodho setelah bangun dari tidurnya.
Dewi Arum memperhatikan patung gajah pahatan Joko Bodho dan tampaklah patung gajah yang dipahat Joko Bodho sepertinya
ada dua, yang satunya besar dan kecil.
"Patung besar itu apa, Joko Bodho?"tanya Dewi Arum.
"Itu patung gajah betina!"jawab Joko Bodho.
"Patung yang kecil?" tanya Dewi Arum penasaran.
"Itu anaknya! Sayang , patung gajah jantannya belum jadi karena pagi cepat datang. jadi, anak gajah itu tanpa bapak!".jawab Joko Bodho dengan lembut. Dewi Arum mengangguk-angguk hatinya puas dapat mempermainkan Joko Bodho. Namun, tiba-tiba saja perut Dewi Arum merasa mulas dan ia segera lari pulang. Sesampai di rumah, rasa mulas itu hilang. Anehnya perut Dewi Arum menjadi membesar seperti orang hamil. Tak berapa lama kemudian, Dewi Arum melahirkan bayi yang mungil. bukan main malunya Dewi Arum ia belum bersuami tapi sudah melahirkan. Sementara itu Joko Bodho sudah menghilang dari desa itu dan tak seorangpun yang tahu kemana perginya pemuda bodoh itu pergi bahkan Ki Wari pun tak mengetahuinya.





Aan suhardianto / 09.1.01.07.0002 / PBSI IV A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar