Selasa, 18 Juni 2013

Pasar Beringharjo


Pasar beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan  tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Nama “Beringharjo” sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX,  artinya wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).
Pasar Beringharjo adalah pasar utam di Yogyakarta, berlokasi di jalan Malioboro, tempat pusat kota. Pasar ini terkenal dengan produk batik dengan berbgai macam variannya seperti baju, daster, kemeja, piyama hingga pernak-perniknya. Di pasar ini anda juga bisa menemukan hamper semua produk local Yogyakarta.
Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Disebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem bulat dengan tekstur lembut dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan wijen). Di sebelah selatan dapat dijumpai bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang taham lama, seperti ting-ting yang terbuat dari caramel yang dicampur kacang.
Pasar Beringharjo terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama tempat koleksinya batik lengkap. Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra dari harga puluhan ribu sampai hamper sejuta tersedia dipasar beringharjo.
Lantai dua, merupakan tempat koleksi berbagai macam kaos mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Bukan itu saja lantai dua juga merupakann pusat penjualan bahan dasar jamu jawa dan rempah-rempah.
Lantai tiga, menjual barang-barang antic seperti mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an dan bisa memburu barang bekas berkualitas seperti sepatu, tas bahkan pakaian dijual dengan harga murah.    ( Anis Y/PBSI IV A)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar